
Depok memiliki dua sekolah menengah atas (SMA) dengan predikat RSBI yakni SMAN 1 dan SMAN 2. Sedangkan untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), Depok memiliki satu sekolah RSBI yakni SMPN 2. Sekolah RSBI dinilai mempersulit masyarakat tidak mampu yang mempunyai keterbatasan biaya untuk mendapatkan sekolah negeri lantaran jumlah sekolah negeri di Depok terbatas.
Anggota Komisi D Fraksi PKS DPRD Depok Sri Rahayu Purwatiningsih mengatakan, setiap sekolah RSBI seharusnya menyediakan kuota dua persen yang dialokasikan bagi siswa miskin. Namun, kata Sri, hingga kini amanat tersebut tidak pernah diimplementasikan di Depok.
“Selain itu, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah RSBI belum terlalu besar. Yang penting adalah pemerataan pendidikan yang murah dulu diutamakan,” katanya kepada wartawan, Kamis (5/8/2010).
Sri menambahkan, kurikulum RSBI seharusnya mengadoptasi kurikulum Cambridge. Namun, yang terjadi di Depok justru guru sekolah RSBI tidak memahami cara mengajar dengan metode kurikulum tersebut.
“Ruh kurikulumnya tak terserap dengan baik oleh guru–guru RSBI di Depok. Mereka belum memahaminya. Harusnya kan salah satu ciri kurikulum Cambridge misalnya dilakukan dengan cara merangsang rasa ingin tahu siswa, atau meningkatkan keaktifan siswa, tapi saat ini belum sampai ke situ, toolsnya juga tak memadai,” tandasnya.(okezone.com)