Manusia Jadi Mirip Tikus di Laboratorium

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1036932.jpg
SUPERIOR QUANTUM - Pernyataan ini diungkapkan oleh mantan editor eksekutif di Harvard Business Review Nicholas Carr yang menulis buku The Shallows: What the Internet is Doing to Our Brains.

Menurutnya, penggunaan email mengeksploitasi insting dasar manusia untuk mencari informasi baru. Ini menyebabkan manusia sangat ketergantungan dengan kotak pesan itu.

Padahal, impulsif alami membantu manusia purba menemukan makanan dan menghindari predator. Keberadaan teknologi yang digunakan secara berlebihan membuat manusia mengalami kemunduran. Keadaan ini tidak ubahnya seperti tikus di dalam sebuah laboratorium, tegas Carr.

Sebuah penelitian baru di Inggris menemukan bahwa pekerja melihat kotak surat elektronik mereka setidaknya 30 kali setiap jam. Untuk setiap informasi, ilmuwan menemukan bahwa otak manusia melepaskan dosis dopamin, zat kimia yang menginduksi kesenangan.

“Perangkat elektronik kita telah mengubah manusia berada di dalam laboratorium tikus berteknologi tinggi. Tanpa perlu berpikir banyak, kita hanya sekadar menekan tuas untuk mendapatkan makanan sosial seperti intelektualitas dengan mudah,” kata Carr.

Menurutnya, apa yang membuat semua pesan digital lebih menarik adalah sebuah ketidakpastian. Selalu ada kemungkinan bahwa sesuatu yang penting sedang menunggu pengguna di kotak pesan itu. Ini menguasai pengetahuan kita oleh sesuatu yang terkadang sepele.

Ilmuwan juga sempat khawatir bahwa penggunaan teknologi berlebihan dapat merusak proses berpikir dan kemampuan manusia untuk berkonsentrasi. Ini mungkin menyebabkan perilaku manusia menjadi tidak rasional.(inilah.com)