
"Jadilah guru yang berkarakter. Karakter guru IGI adalah bermutu dan profesional," kata Indra Djati Sidi seperti siaran pers yang diterima okezone, Senin (24/1/2011).
Di era digital seperti ini, guru menjadi penjaga nilai-nilai dan tidak hanya mentransformasi ilmu. Semua orang saling mempengaruhi. Namun, ada yang tak boleh terpengaruh yaitu nasionalisme/patriotisme dan kinerja atau performa guru. Performa guru hanya bisa terbentuk melalui perkalian antara motivasi dan potensi. "Jadi jika salah satunya tidak ada ya pasti tak terbentuk kinerjanya," tegas Indra Djati di hadapan ratusan guru se-Luwu Timur yang memadati Gedung F-GYM PT INCO Sorowako, tempat acara dilaksanakan, akhir pekan kemarin.
Performa guru juga harus dilakukan melalui perencanaan yang baik yaitu melalui jurus 5-P: Prior Planning Prevent Poor Performance (rencana yang baik mencegah kinerja yg buruk). Indra juga memaparkan karakter pasukan khusus Inggris SAS yang punya motto "Who Dares Win". Setiap prajurit SAS harus gembira dalam bertugas, demikian juga Guru. Mereka juga harus selalu berlatih dan berpikir.
Dikatakan Indra, IGI merupakan organisasi profesi guru yang mempunyai misi utama meningkatkan mutu dan profesionalisme guru Indonesia. "Masalah utama guru Indonesia terletak pada kualitasnya. Jika kualitas ini ditingkatkan, guru Indonesia akan mampu mengubah Indonesia ini ke depan," tandasnya.
Kepada pengurus IGI Luwu Timur yang baru saja dilantik, yakni Dekker F Rorie, ketua, dan Muhammad Sultan, sekretaris, serta 108 pengurus lainnya -Indra Djati berpesan agar IGI Luwu Timur tetap berjuang sesuai visi misi IGI yaitu meningkatkan profesioanlisme dan mutu guru dan tidak berpolitik praktis.
Pembicara lainnya adalah Ketua Komisi I DPRD Luwu Timur, Andi Hikmat, yang tampil mewakili Ketua DPRD Luwu Timur. Andi mengaku sangat bangga atas kehadiran IGI Luwu Timur. IGI diharapkan menjadi mitra legislatif untuk mengawal pendidikan gratis hingga SMU di Luwu Timur. Komitmen ini harus terus dijaga dan dipelihara agar pendidikan gratis benar-benar bisa diwujudkan.
Dalam kesempatan itu, pengamat pendidikan Ahmad Rizali dari Centre For the Betterment of Education & CSR Specialist PT Pertamina memaparkan tentang bagaimana menjadi guru dan tuntutan profesionalisme guru. "Kriteria seorang guru bisa dianggap profesional, yaitu bila mampu dan kompeten dalam bidang pedagogi, kompeten dalam knowledge atau keilmuannya, dan bekerja sungguh-sungguh berdasarkan kompetensinya," tegasnya.
Sementara Eddy Purnomo, Regional Manager Axioo Internasioal, memberikan gambaran secara lugas tentang manfaat media pembelajaran bagi guru agar proses belajar-mengajar berlangsung menyenangkan dan disukai siswa.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dadang Priadi, General Manager HRD PT INCO & Piter Sampetoding, Manager Environment PT INCO. Keduanya mengaku sangat bersyukur atas deklarasi IGI Luwu Timur. PT INCO berjanji akan mensinergikan aktivitas pendidikannya dengan IGI Luwu Timur sebagai bagian dari corporate social responcibility.
Target 100 Ribu Guru
Melihat support yang luar biasa dari sejumlah perusahaan swasta dan BUMN, Ketua IGI Sulsel Muhamad Ramli Rahim yakin target meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru lebih cepat tercapai.
IGI Sulawesi Selatan fokus pada isu menulis dan membuat media pembelajaran terutama dalam penggunaan teknologi untuk belajar. Dia menargetkan seluruh guru di Sulsel mahir membuat karya tulis ilmiah. "Kami targetkan 30 ribu guru di Sulsel harus bisa membuat media pembelajaran dan 100 ribu guru bisa menulis karya tulis ilmiah," tegas Muhamad Ramli Rahim.
Target ini dianggap penting karena dengan menulis guru bisa meningkatkan kualitas dirinya dan kesejahteraannya. Saat ini lebih dari lima ratus ribu guru tidak bisa naik jabatan karena tidak mampu menulis. Tahun ini kewajiban menulis diturunkan dari golongan IV-A ke golongan III-B. Setiap kenaikan pangkat yang secara otomatis gaji akan ikut naik harus disertai kewajiban menulis karya ilmiah atau karya tulis ilmiah populer.