Kenapa Kita Tak Punya "Way of Life" ?

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/10/07/1106339620X310.jpg
SUPERIOR QUANTUM - Budaya akan membentuk "Indonesia Way" sebagai karakter masyarakat kita dalam menanggulangi masalah bangsa ini. Sudah waktunya untuk menghidupkan kembali beragam kearifan lokal untuk menuju "Indonesia Way" tersebut.

Demikian mengemuka dalam diskusi panel "Strategi Kebudayaan untuk Kepemimpinan Masa Depan", Kamis (24/3/2011), di Auditorium Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia, Depok, yang diselenggarakan oleh Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Geografi Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PPGT-FMIPA-UI).

Ketua Pengurus YSNB Iman Sunario mengatakan, aspek budaya adalah masalah besar yang kurang diperhatikan oleh elit bangsa Indonesia saat ini. Dengan menggali budaya masyarakat di nusantara yang unggul ini diharapkan dapat ditumbuhkembangkan budaya bangsa Indonesia yang berkarakter.

"Bagaimana sikap sebuah bangsa menghadapi masalah dan bagaimana mereka memilih cara penyelesaiannya, yaitu penyelesaian yang sesuai dengan karakter bangsanya sendiri," kata Iman.

Iman memaparkan, bagaimana konsep Swadesi yang diserukan oleh Mahatma Gandhi dapat diadopsi menjadi bagian dari budaya bangsanya dan membawa India menjadi negara yang mandiri secara ekonomi. Pun, kata dia, semangat Boshido sebagai pengejawantahan dari jiwa satria bangsa Jepang, telah membawa Negeri Sakura itu menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

"Pertanyaanya adalah, apakah kita memiliki kearifan lokal seperti itu? Apakah kita perlu memiliki way of live yang berkarakter? Atau, kita ikuti saja arus besar the American way?", ungkap Iman.

Saat ini, melalui diskusi tersebut, YSNB dan PPGT-UI mengajak seluruh civitas akademika untuk turut peduli dan bahkan mempelopori pertumbuhan budaya bangsa di kalangan pendidik dan peserta didik.

"Kami berharap, para pemimpin kelak adalah mereka yang fokus terhadap budaya, kita sendiri," katanya.(kompas.com)