SUPERIOR QUANTUM - Polisi diminta menelusuri berbagai kabar tentang kebocoran jawaban soal ujian nasional (UN) yang beredar melalui pesan layanan singkat di sejumlah daerah, kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Mahmud Mahfudz.
"Dugaan kebocoran ini harus diungkap agar tidak menimbulkan keresahan pada siswa," kata Mahmud di Semarang, Rabu (20/4/2011).
Menurut dia, dugaan kebocoran jawaban tersebut harus ditelusuri untuk mengetahui tentang kemungkinan keterlibatan pihak sekolah atau jaringan tertentu.
"Dugaan kebocoran ini tetap harus diselidiki meski belum tentu kebenaran kunci jawaban yang beredar tersebut," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Upaya pelacakan dapat dirunut melalui nomor telepon seluler penyebar kunci jawaban tersebut.
Ia menjelaskan, jika penyebar kunci jawaban tersebut terungkap, dapat diungkap pula kebenaran jawaban yang beredar.
Selain itu, siswa yang diduga terlibat dalam persoalan ini juga dapat diancam dicoret keikutsertaannya dalam UN tahun ini.
Upaya tersebut sebagai bentuk memberi efek jera dan agar tidak selalu terulang dari tahun ke tahun.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Kunto Nugroho menilai, kunci jawaban soal ujian nasional yang beredar tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia mengimbau para siswa tidak resah dan mempercayainya. Selain itu, dengan beredarnya kunci jawaban tersebut, belum bisa dikatakan bahwa soal ujian nasional telah bocor.
"Kalau jawaban yang beredar tersebut jawabannya benar 100 persen, baru bisa dikatakan soal ujian tahun ini telah bocor," katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Wonogiri memeriksa tiga siswa Sekolah Menengah Atas 2 Wonogiri, Selasa (19/4/2011), terkait dugaan kebocoran jawaban soal ujian nasional.
Bocoran jawaban untuk soal ujian Matematika tersebut beredar melalui pesan layanan singkat.
"Dugaan kebocoran ini harus diungkap agar tidak menimbulkan keresahan pada siswa," kata Mahmud di Semarang, Rabu (20/4/2011).
Menurut dia, dugaan kebocoran jawaban tersebut harus ditelusuri untuk mengetahui tentang kemungkinan keterlibatan pihak sekolah atau jaringan tertentu.
"Dugaan kebocoran ini tetap harus diselidiki meski belum tentu kebenaran kunci jawaban yang beredar tersebut," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Upaya pelacakan dapat dirunut melalui nomor telepon seluler penyebar kunci jawaban tersebut.
Ia menjelaskan, jika penyebar kunci jawaban tersebut terungkap, dapat diungkap pula kebenaran jawaban yang beredar.
Selain itu, siswa yang diduga terlibat dalam persoalan ini juga dapat diancam dicoret keikutsertaannya dalam UN tahun ini.
Upaya tersebut sebagai bentuk memberi efek jera dan agar tidak selalu terulang dari tahun ke tahun.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Kunto Nugroho menilai, kunci jawaban soal ujian nasional yang beredar tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia mengimbau para siswa tidak resah dan mempercayainya. Selain itu, dengan beredarnya kunci jawaban tersebut, belum bisa dikatakan bahwa soal ujian nasional telah bocor.
"Kalau jawaban yang beredar tersebut jawabannya benar 100 persen, baru bisa dikatakan soal ujian tahun ini telah bocor," katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Wonogiri memeriksa tiga siswa Sekolah Menengah Atas 2 Wonogiri, Selasa (19/4/2011), terkait dugaan kebocoran jawaban soal ujian nasional.
Bocoran jawaban untuk soal ujian Matematika tersebut beredar melalui pesan layanan singkat.