"Pendidikan karakter ini penting bagi bangsa Indonesia agar tidak kehilangan karakter. Sirkus itu adalah kasus paling sederhana hilangnya karakter," kata Nuh saat sosialisasi Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).
Ia mengambil contoh seekor singa yang ada di dalam sirkus. Umumnya singa adalah hewan ganas. Namun jika menonton singa menjadi hewan jinak yang bahkan mau mematuhi perintah manusia, maka hal tersebut memang menarik walau dalam taraf hiburan dan lelucon saja.
"Memang lucu dan menarik. Tapi sirkus itu bukan kehidupan sejati. Karena itu, orang atau bangsa yang kehilangan karakter itu menarik, tapi dalam ranah lelucon," ujar Nuh.
"Sebagai bangsa Indonesia yang punya keinginan untuk bangkit, pendidikan karakter ini wajib. Ini dapat juga dibangun melalui budaya," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa kurikulum baru pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mengedepankan seimbangnya soft skill dan hard skill untuk mewujudkan pendidikan karakter bagi generasi muda. Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter ini dapat berhasil jika dimulai sejak dini.
"Harus dari bangku dasar. Contohnya saja jujur. Kalau anak-anak ini dari kecil sudah ditanamkan kejujuran, maka karakter bangsa yang terbangun akan seperti itu, dan kasus korupsi tidak seperti sekarang ini," tandasnya.(kompas.com)