
Para calon mahasiswa yang lolos masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah diharuskan untuk mengisi formulir secara online dalam jaringan (daring) di laman http://pmb.akademik.itb.ac.id pada Selasa (20/7/2010) hingga Kamis 29 Juli mendatang. Lalu, pada 28-30 Juli mendatang, mereka diwajibkan untuk datang ke Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Jalan Tamansari, Kota Bandung.
ITB mematok tarif Rp1.232.500 untuk biaya pendaftaran, Rp1.750.000 untuk biaya tetap per semester, dan pendidikan SKS sebesar Rp125.000. Pembayaran dilakukan lewat bank yang ditunjuk yakni BNI dan cara tunai di Sabuga. Lalu bagaimana jika ada calon mahasiswa yang tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan registrasi? ”Jangan takut, datang saja dulu, kami akan memprosesnya,” jamin Direktur Humas dan Alumni ITB Marlia Singgih Wibowo kepada Seputar Indonesia, Senin 26 Juli, kemarin.
Menurut Marlia, di ITB banyak beasiswa untuk dapat mengakomodasi calon mahasiswa tidak mampu. Dari sekira seribu mahasiswa, 200 di antaranya bisa terakomodasi lewat beasiswa. ”Ada syaratnya memang, yang jelas mereka harus benar-benar tidak punya uang,” ujar Marlia.
ITB juga memiliki asrama mahasiswa yang bisa ditempati para mahasiswanya. Dengan demikian, mahasiswa yang datang dari luar Kota Bandung dan tidak punya banyak dana, tidak perlu khawatir tidak mendapat tempat kos. ”Fasilitas untuk individu brilian pasti ada,” ucap Marlia.
Bahkan, Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi, Informasi, dan Kemitraan Hasanuddin Z Abidin pernah mengatakan, ITB akan selalu berupaya agar setiap calon mahasiswa yang secara akademis sangat mumpuni, namun secara ekonomi lemah, tetap dapat berkuliah di kampus tersebut. Menurut dia, sangat disayangkan jika ada individu berkemampuan akademik baik, dengan pembuktian lulus SNMPTN, namun tidak bisa sekolah hanya karena kemampuan ekonomi yang terbatas. ”ITB pasti berupaya mencarikan jalan,” pungkas Hasanuddin.
Sementara itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung baru memproses registrasi mahasiswa yang lulus SNMPTN pada awal bulan depan. UPI memasang harga maksimal hampir Rp8 juta pada registrasi awal mahasiswa. Kepala Humas UPI Andika Duta Bahari memaparkan, biaya tersebut dialokasikan untuk SPP semester I, biaya praktikum, registrasi, iuran kemahasiswaan, layanan kesehatan, jas almamater, biaya pengembangan mutu akademik, dan dana pengembangan fasilitas. ”Kami akan menyelamatkan calon mahasiswa yang secara ekonomi tidak kuat. Mereka tetap bisa menimba ilmu di kampus ini,” ucap Andika.
Menurut Andika, di UPI banyak jalan bagi calon mahasiswa yang lulus dan bertekad untuk menjadi mahasiswa universitas pendidikan tersebut. ”Datang saja ke bagian akademik, di sana akan ditunjukkan apa yang harus dilakukan. Kita sama-sama mencari jalan dan skemanya agar tetap bisa berkuliah di sini,” jelas Andika. Tahun-tahun sebelumnya, ujar Andika,UPI tidak pernah menolak mahasiswa yang tidak memiliki uang.