Siswa Peneliti Kurang Membaca Buku

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/11/4902127p.jpg
Sejumlah siswa SMA Negeri 5 Madiun, Jawa Timur, menunjukkan hasil penelitian mereka berupa minyak limbah plastik yang dipresentasikan di hadapan juri Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012

SUPERIOR QUANTUM - Sebagian besar siswa peneliti di jenjang SMA kurang membaca buku atau referensi untuk memperkaya penelitian mereka. Padahal, minat para siswa peneliti sudah tinggi dan ide-ide penelitian mereka dinilai inovatif.

Hal ini terlihat dalam tahap presentasi 10 peserta finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012, Rabu (10/10) pagi hingga sore, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Budhi Soesilo, dosen Program Pascasarjana Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, yang menjadi salah satu juri OPSI 2012, mengatakan, dengan banyak membaca buku, hasil penelitian siswa menjadi lebih lengkap, orisinal, dan maju. ”Guru juga harus mendorong siswa agar banyak membaca buku,” kata Budhi.

Pada OPSI 2012, dari seluruh Indonesia masuk 850 makalah untuk kategori sains dasar, sains terapan, dan humaniora. Dari makalah yang masuk, dipilih 10 kelompok pada setiap bidang untuk mempresentasikan makalahnya. Selain itu, 81 kelompok diundang untuk memamerkan hasil penelitian pada babak final yang berakhir Kamis ini.

Budhi mengusulkan agar seluruh hasil penelitian para peserta OPSI diunggah ke pusat data penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Harapannya, siswa peneliti tidak meneliti hal yang sama berulang-ulang.

Logika sederhana
Pada saat penjurian tahap presentasi, para juri lebih banyak mengutarakan pertanyaan sederhana hanya untuk mengetahui logika berpikir dan pemahaman siswa pada penelitiannya. Dalam laporan hasil penelitian mereka, para siswa banyak menggunakan istilah rumit yang sulit dijelaskan. ”Padahal, seharusnya digunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat awam,” kata Budhi. Ia khawatir para siswa hanya diminta untuk menghafal istilah-istilah itu oleh guru.

Guru pembimbing penelitian di SMAN 1 Selong, Nusa Tenggara Barat, Nurhayadi dan Haerudin, mengakui, guru hanya mendorong siswa untuk melakukan penelitian, tetapi kurang mendorong siswa untuk membaca buku.

Sejumlah siswa peserta OPSI 2012 mengatakan lebih nyaman mencari informasi lewat internet dibandingkan dengan membaca buku. Selain lebih praktis dan murah, informasi di internet juga lebih beragam dan lengkap serta tersedia melimpah.(kompas.com)