Perwakilan dari DAAD, Olivia Sopacua, mengatakan bahwa krisis ekonomi Eropa membawa dampak kurang baik bagi kondisi masyarakat. Namun untuk mahasiswa asing yang tengah menyelesaikan studinya di Jerman, krisis ini sama sekali tak berpengaruh karena jaminan pendidikan tetap diterima dengan baik.
"Ini terlihat dari jumlah siswa yang kami berangkatkan tidak pernah menurun. Angkanya selalu stabil. Sekitar 300 orang kami berangkatkan tiap tahunnya," kata Olivia, saat jumpa pers 4th European Higher Education Fair di Energy Building, Jakarta, Kamis (1/11/2012).
Hal senada juga diungkapkan oleh Perwakilan dari Campus France Indonesia, Anton Hilman. Ia mengungkapkan bahwa ada rencana penambahan siswa yang akan diberangkatkan melalui program beasiswa untuk tahun ajaran berikutnya.
"Sama sekali tidak pengaruh. Kami rencananya akan menambah kuota yang akan diberangkatkan ke Prancis," jelas Anton.
Selain itu, uang tunjangan pendidikan dari pemerintah Prancis yang memang selalu diberikan pada siswa atau mahasiswa asing untuk menutup semua biaya pendidikan juga tidak berkurang. Untuk itu, ia meminta pada calon pelajar atau mahasiswa yang hendak ke Prancis agar tidak perlu khawatir terhadap krisis yang sedang terjadi.
Sementara itu, Perwakilan dari Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, mengatakan bahwa minat yang diperlihatkan oleh siswa atau mahasiswa asing untuk belajar di Belanda juga tidak menurun meski krisis tengah melanda Eropa.
"Sampai sekarang peminatannya sangat bagus. Memang krisis berpengaruh pada hal-hal tertentu. Tapi tidak untuk pendidikan. Semuanya berjalan sesuai. Untuk mahasiswa asing juga tidak ada masalah," ungkap Mervin.(kompas.com)