Kurikulum Baru Dorong Empati dan Toleransi

 http://assets.kompas.com/data/photo/2010/11/30/1436065620X310.jpg
SUPERIOR QUANTUM - Kurikulum baru yang sedang disusun pemerintah untuk mempertajam soft skill siswa. Penanaman nilai dan sikap mulia sebagai warga negara, seperti toleransi dan empati, mendapat porsi lebih besar.

”Ada ketimpangan dengan hard skill (berhitung, penguasaan ilmu alam, dan sebagainya). Soft skill banyak yang hilang,” kata Wakil Presiden Boediono, Kamis (1/11), di Kantor Wakil Presiden.

Itu disampaikan ketika menerima 52 pengajar muda yang tergabung dalam Indonesia Mengajar angkatan kelima. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dan Ketua Indonesia Mengajar Anies Baswedan hadir dalam acara itu.

Soft skill, ungkap Boediono, juga terkait dengan rasa cinta pada lingkungan hidup dan nilai- nilai demokrasi. ”Semua ini tampaknya belum tertampung dengan baik dalam kurikulum,” ujarnya.

Musliar Kasim mengatakan, berdasarkan arahan Wapres, kurikulum yang baru akan menerapkan standar kompetensi lulusan pada tiga aspek, yakni sikap, keterampilan, dan pengetahuan. ”Nantinya bisa mendefinisikan tamatan SD sikapnya seperti apa. Ini berlaku secara nasional,” kata Musliar.

Kurangi mata pelajaran

Merespons keluhan pelajaran SD yang terlalu berat, jumlah mata pelajaran SD dikurangi dari 12 menjadi 6 mata pelajaran, yakni Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Jasmani/Kesehatan.

IPA dan IPS tak tercantum, tetapi akan diintegrasikan pada mata pelajaran yang ada, misalnya Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia secara tak langsung untuk mengenalkan siswa dengan konsep IPA atau IPS. ”Tentu akan ada uji publik kurikulum baru,” kata Musliar.

Saat ini pembahasan perubahan kurikulum masih dalam proses. November ini rencananya mulai dilokakaryakan. ”Akan ada penyederhanaan. Bisa isi, mata pelajaran, atau kompetensi dasar,” kata Khairil Anwar Notodiputro, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud.(kompas.com)